Selembar uang 5000

Anak dalam gendongan Sri belum diam. Semakin Sri berusaha menenangkannya, tangis anak itu semakin pecah. Sri mulai kuwalahan untuk membujuknya.
“Cup-cup, Nak. Sebentar lagi Bapak datang.” Bujuk Sri sambil menimang-nimang dalam gendongan.
“Mungkin dia lapar, Sri.”
“Mungkin iya, Mbak.”
“Tadi anakmu sudah makan belum ?”
“Belum.”
“Kalau begitu cepat kasih dia makan.”
Sri tersenyum. Menelan ludah yang terasa kian hambar di lidah yang sejak kemarin belum kemasukan makanan. Tawar dan getir adalah hiasan hidupnya.
“Kok malah senyam-senyum. Wong anak sedang rewel kok dibiarkan.”
“Anu, Mbak. Saya belum masak hari ini.” Jawab Sri dengan suara tercekat.
Kening Wati berlipat seketika. Matanya menatap jam dinding yang sedang bergerak menunju angka sepuluh.
“Sampai siang begini belum masak? Kenapa?”
“Ehm… “ Sri agak canggug meneruskan kalimatnya. “Beras kami habis.”
Wati mulai menangkap permasalahan Sri, yang sudah dianggapnya sebagai adik sendiri. Nasibnya dengan Sri tidak jauh berbeda. Hanya saja Wati belum dikaruniai anak meskipun telah menikah hampir lima tahun.
“Kalau habis, kenapa tidak beli Sri?” Pancing Wati.
Watch and read full article...

Balada Sebuah Tugas Statistik

Brakk!!…
Pintu terbuka dengan keras. Sepi. Tak ada siapa-siapa di dalam. Pasti, sebab, penghuni lain sibuk dengan aktivitas di tempat kerja masing-masing. Termasuk dia, kalau saja dia tidak teringat satu hal. Sungguh dia menyesal kenapa tidak menuruti nasihat orang-orang di sekitarnya. Ah, seandainya aku memasang alarm di ponselku. Seandainya aku menuliskan di papan. Seandainya aku…
Oh, mengapa aku mesti menjadi orang pelupa? Bukankah aku masih muda? Apa memang memori otakku terbatas? Aku ingat, otak punya memori yang sangat besar. Setidaknya, aku masih ingat beberapa hal yang aku lakukan di waktu kecil. Artinya, aku masih mampu merekam dengan baik kejadian 15 tahun lalu. Bukankah itu hebat. Tapi, mengapa aku lupa dengan semua tugas yang baru diberikan seminggu lalu? Orang bilang semua itu karena keteledoranku. Benarkah aku teledor?
Brak!!…
Watch and read full article...

Mendua dalam Tiada

"Mendua dalam tiada"

teruntuk : nabi dalam baris-baris kode
teruntuk : agama dalam rasa dan makna
tanah kelahiran kupijak kembali saat ini
menemukan ragaku pulang ke sebuah rumah
namun tidak, untuk jiwanya
semesta raya luas tak berbatas
ruang hampa menganga, tanpa suara
jika demikian adanya, kan kucari lewat cahaya
apa yang ia cari, tak pernah ia ketahui
hingga kapan ia kan mencari, tak pernah ia sadari
tak pernah menguar dalam angan silamnya, untuk mencari
teruntuk : nabi dalam baris-baris kode
teruntuk : agama dalam rasa dan makna
secercah cahaya menyeruak, menerangi jalanku
aku melihat cahaya, dalam lorong-lorong waktu
ia menemukan (semacam) nabi yang menuntunnya
ia menemukan (semacam) agama yang membimbingnya
dan perasaan cinta melapar dalam raga
pada hidup yang ajaib, dan ia yang menghadirkan keajaiban
meski pencarian belum jua usai
untuk jiwa yang mencari tempatnya pulang
gambir-kejaksan, 22 november 2009
Watch and read full article...

Pagi-pagi Denpasar

"Pagi-pagi Denpasar"

Sepanjang jam air
Sepanjang jam pasir

Di sungai – sungainya yang malam

Denpasar mencapaiku dari pasar pagi


Di sungai – sungainya yang malam

Perempuan – perempuan menjajakan subuh

Matanya dipenuhi bunga palawija

Kembang bawah tanah

Yang tak pernah disunting tubuh


Sepanjang jam air, sepanjang jam pasir

Perempuan itu menempuh pagi

Menumpahkan seluruh isi susunya

Perempuan yang telah melampaui akilbaliq itu

Juga menemukan aku


Mari saya ceeritakan sejarah pasar, tawaranya

Kisah yang dimulai dari hujan dan

Burung yang belajar terbang dengan sayap terluka

Hujan yang mendinginkan burung – burung kudus

Dengan sangat api yang tumbuh dari kening kupu – kupu
Watch and read full article...

Persahabatan

Dan seorang remaja berkata, Bicaralah pada kami tentang Persahabatan.
Dan dia menjawab:
Sahabat adalah keperluan jiwa, yang mesti dipenuhi.
Dialah ladang hati, yang kau taburi dengan kasih dan kau tuai dengan penuh rasa terima kasih.
Dan dia pulalah naungan dan pendianganmu.
Kerana kau menghampirinya saat hati lupa dan mencarinya saat jiwa mahu kedamaian.
Bila dia berbicara, mengungkapkan fikirannya, kau tiada takut membisikkan kata "Tidak" di kalbumu sendiri, pun tiada kau menyembunyikan kata "Ya".
Dan bilamana dia diam,hatimu berhenti dari mendengar hatinya; kerana tanpa ungkapan kata, dalam persahabatan, segala fikiran, hasrat, dan keinginan dilahirkan bersama dan dikongsi, dengan kegembiraan tiada terkirakan.
Di kala berpisah dengan sahabat, tiadalah kau berdukacita;
Kerana yang paling kau kasihi dalam dirinya, mungkin kau nampak lebih jelas dalam ketiadaannya, bagai sebuah gunung bagi seorang pendaki, nampak lebih agung daripada tanah ngarai dataran.
Dan tiada maksud lain dari persahabatan kecuali saling memperkaya roh kejiwaan.
Kerana cinta yang mencari sesuatu di luar jangkauan misterinya, bukanlah cinta , tetapi sebuah jala yang ditebarkan: hanya menangkap yang tiada diharapkan.
Dan persembahkanlah yang terindah bagi sahabatmu.
Jika dia harus tahu musim surutmu, biarlah dia mengenali pula musim pasangmu.
Gerangan apa sahabat itu jika kau sentiasa mencarinya, untuk sekadar bersama dalam membunuh waktu?
Carilah ia untuk bersama menghidupkan sang waktu!
Kerana dialah yang bisa mengisi kekuranganmu, bukan mengisi kekosonganmu.
Dan dalam manisnya persahabatan, biarkanlah ada tawa ria dan berkongsi kegembiraan..
Karena dalam titisan kecil embun pagi, hati manusia menemui fajar dan ghairah segar kehidupan.
Watch and read full article...

Nasi Goreng

Rima kini baru masuk SMA. Ibunya bekerja sebagai pencuci pakaian di beberapa rumah besar. Walaupun demikian, Rima tetap bercita-cita tinggi. Dia selalu rajin belajar dan tidak putus asa.
Tahun ini, Rima sangat bangga, karena ia diterima di salah satu SMA favorit. Rima harus menjalani MOS (Masa Orientasi Siswa) selama tiga hari pertama. Pada masa itu, ia bisa berkenalan dengan siswa lainnya. Juga dengan kakak kelas dan dengan program sekolahnya.
Pada hari kedua MOS, kakak OSIS memberi pengumuman.
Kak Mimi : “Adik-adik kelas sepuluh, besok ada acara tukaran makanan. Jadi kalian harus bawa makanan sendiri-sendiri. Nantinya akan saling ditukarkan.”
Rosa : “Kak, makanannya misalnya apa, Kak?”
Kak Mimi : “Oh, ya! Harus nasi lengkap dengan lauk dan sayuran. Harganya minimal Rp. 2.000”
Setelah Kak Mimi pergi, Rima jadi bingung sendiri. Dia akan membawa nasi dan lauk apa? Di rumahnya tak ada lauk yang enak dan istimewa.

Paling hanya tahun dan tempe. Di rumah biasanya Rima menambahkan kecap di nasi putihnya. Itu sudah terasa nikmat sekali baginya. Tapi kalau Rima membawa menu seperti itu ke sekolah, ia takut diejek kawan-kawannya. Setiba di rumah, Rima menceritakan tugasnya itu kepada ibunya.

Ibu : “Rim, sekarang ibu mau kerja dulu. Kamu saja yang memikirkan menu apa yang akan kamu bawa. Kalau bisa yang murah-murah saja. Agar ibu sanggup membelinya.”

Namun, sampai ibunya pulang kerja, Rima belum juga menemukan jalan keluarnya. Untungnya pada saat sedang belajar malam, ia menemukan ide. Rima bergegas menemui ibunya.

Rima : “Bu, bagaimana kalau besok Rima bawa nasi goreng saja? Murah dan mudah kan, Bu?”

Ibu : “Benar juga. Kalau begitu besok pagi-pagi akan ibu buatkan nasi goreng”

Rima iba melihat ibunya. Ibu Rima sebenarnya belum terlalu tua. Namun karena ia bekerja sangat keras, wajahnya tampak lebih tua dari usia sebenarnya.

Paginya, Rima membantu ibunya memasak nasi goreng. Nasi goreng itu lalu dibungkus dengan daun pisang yang diambil dari kebunnya.

Rima : “Terima kasih, ya, Bu. Rima berangkat dulu, ya!”

Dengan gembira ia mengayuh sepeda tuanya menuju ke sekolah. Beberapa saat kemudian, Rima sudah berada di dalam kelas. Setelah beberapa saat berlalu, akhirnya tibalah acara yang dinanti-nanti Rima. Acara pertukaran makanan.

Kak Mimi : “Adik-adik kelas sepuluh, sudah bawa makanan semua, kan?”

Murid-murid kelas sepuluh : “Sudah Kak”

Makanan yang dibawa murid lalu dikumpulkan di meja guru. Rima mulai tegang. Bagaimana jika makanannya jatuh pada temannya yang kaya? Apa dia mau memakan nasi gorengnya yang sederhana? Rima takut kalau-kalau teman-temannya mencemoohkan masalah itu.

Akhirnya saat pembagian makanan pun tiba. Rima mendapat makan dari Rio. Sedangkan nasi goreng bungkusannya diterima Miranda. Rima tidak langsung membuka kotak bekal dari Rio. Ia melirik ke arah Miranda yang membuka bungkusan nasi gorengnya itu.

Miranda : “Wow, nasi goreng! Aku suka sekali nasi goreng. Wah kelihatannya enak”

(Rima melihat Miranda memakan sesendok nasi gorengnya).

Miranda : “Wow, enak sekali! Punya siapa ini?”

Rima : “Itu punyaku”

Miranda : “Oh, kamu Rima ya?”

Rima : “Iya”

Miranda : “Rim, siapa yang memasak nasi goreng ini?”

Rima : “Ibuku”

Miranda : “Kebetulan, lusa ulang tahunku. Aku sedang cari makanan katering. Apa ibumu mau menerima pesanan nasi goreng seperti ini?”

Rima : “Bisa! Tentu saja bisa! Nanti akan aku bicarakan dengan ibuku”

Rosa : “Oh, ini ya nasi gorengnya! Boleh kucoba!” (sambil menyendok sedikit nasi goreng). Wah enak sekali! Ibuku kan bekerja di kantor. Kebetulan ibu sedang bingung mencari katering untuk makan siang di kantornya! Ibuku pasti senang kalau bisa memesan nasi goreng seperti ini”

Rima : “Oh, tentu saja bisa”

Kabar ini cepat menyebar. Sampai pada saat istirahat kedua, saat Rima sedang berjalan di kantin, ibu penjual kantin bertanya.

Ibu kantin : “Kamu Rima, ya?”

Rima : “Iya, ada apa Bu?”

Ibu kantin : “Begini, ibu mau pesan nasi goreng buatan ibumu yang katanya enak itu. Mau ibu jual di kantin ini. Kalau bisa, lusa ibu pesan lima bungkus dulu. Kalau laris, nanti ibu akan pesan lebih banyak lagi!”

Rima : “Oh, ya? Baiklah nanti saya tanyakan ke ibu”

Ibu kantin : “Oh, ya nanti modalnya ini ada sedikit” (sambil menyodorkan sejumlah uang).

Sampai di rumah, Rima berlari-lari mendekati ibunya yang sedang memasak. Ia bercerita tentang pesanan nasi goreng yang diterimanya tadi.

Ibu : “Oh, ibu senang sekali”

Mereka bersyukur untuk berkat Tuhan hari itu.
Watch and read full article...

Lake Toba

In the northern area of Sumatra island, lived a youg man. Every day, he work hard as a farmer. On day in the morning, the young man went fishing in a river. Not so long after he threw the bait, it was bitten by a fish. He pulled the fishing rod and was amazed by the fish he caught. It was a golden fish. “Wait, please don’t eat me” the fish suddenly spoke to the young man. Started, the young man dropped the golden fish and it suddenly turned into a beautiful girl.

“I must have been dreaming,” the young man said to himself. “Don’t afraid, Sir”. I was a princess cursed by the gods because a mistake I did. You’ve save me,” said the girl. “As my gratitude, I’m willing to be your wife.”

The young man was so amazed to see the beauty of the girl, so he accepted her as his wife. They became man and wife but with one condition, the young man promised not to mention about the fish form of the girl. Terrible disaster will happen if the promised is broken.

A year passed, the young man and his wife already had a son. They were so happy. Their son grew up as a healty boy. But he was a little naughty. He also had a habit, he was already hungry. One day, the wife asked her son to deliver lunch to his father. But, the son ate the food on the way to the fields. The father had been working since morning. He was so hungry. Finding that there’s no food left for him, he said angrily, “Stupid boy! You little fish boy!” he didn’t realize that he broke the promise.

After he said those words, his son and wife mysteriously dissappeared. From their footstep on the ground, there’s water bursting out. The water kept coming out and started to flood the area. The whole village and the surrounding area became a lake. There’s a small island in the middle of the lake, known as Samosir island. And the lake known as Lake Toba.
Watch and read full article...

Kinka the Lizard

Once upon a time lived a small lizard. It had a ring around its neck. It lived in a king’s garden. One morning, the King was taking a walk around his garden. He looked at the trees. The he saw Kinka. The king saw that Kinka was nodding his head.

“Look! That lizard is most polite animal I’ve ever seen. It knows how to behave in front of a King,” the King said. The King called his gardener, “I will give you a gold coin every day to buy some meat for the lizard.” Every day, the gardener bought some meat for Kinka. The lizard became fatter and fatter every day. It grew lazier.

One day, the gardener was very busy. He didn’t have time to buy the meat for Kinka. So he just hung the gold coin around Kinka’s neck. The next day, he was still busy too. So, once again, he hung up another gold coin on to Kinka’s neck. The gold coins were too heavy for lazy Kinka. So, it could not move his head. It looked down all the time.

Later in the afternoon, the King took a walk in the garden. He looked up and saw a Kinka. It was on a tree. It didn’t nod his head. It just looked down. The king became very angry. He thought Kinka was being impolite to him.

The king said to his gardener, “I hate this lizard. It’s impolite. From now on, stop buying this lizard some meat.” From then on, Kinka had to look for food by itself. It crawled around the garden to find food. It grew thinner but healthier.
Watch and read full article...

Ken Zhu


"Selamat pagi teman-teman, aku akan menceritakan tokoh idolaku. Dia bernama Ken Zhu. " Ken Zhu adalah anak berkebangsaan Taiwan yang lahir pada tanggal 15 Januari 1979.

Ken Zhu hanyalah nama beken dari bandnya. Nama aslinya adalh Zhu Xiao Tian. Grupnya sering disebut Meteor Garden yang teridi dari Jerry Yan, Ken Zhu, Vannes Wu dan Vic Zhou. Dari semua itu dia memegang alat musik gitar. Ia mempunyai kenangan saat bermain musik di Singapura yaitu dengan bertemu gadis dari Malaysia dan gadis itu menjadi cinta sejatinya. Tinggi badannya sekitar 180cm, berat badannnya 72kg, ia mempunyai golongan darah AB. Makanan favoritnya adalah apa saja selain daging sapi. Minuman favoritnya dalah es anggur. Ia biasa makan di kafe di Taiwan. Ia bisa membuat karakter easy going, tapi ia juga tak suka pilih-pilih. Gadis ia idam-idamkan adalah gadis yang berambut panjang, menarik, imut, pengertian dan sopan.

Berkeringat dan diet adalah hal yang tidak bisa ia lupakan yaitu keliling dunia. Yang ia sukai jalan-jalan pakai sandal jepit, tapi kadang-kadang ia malas cukur jenggot. Setiap kali tampil di panggung ia selalu bergaya dan suka menebar pesona bagi penonton. Koleksi yang ia sukai adalah macam-macam CD apalagi CD-CD horor, ia sangat menyukainya. Yang ia sangat sukai dari cewek adalah rambut, gigi dan mata. Pada saat Meteor Garden 2, Ken Zhu dan Viz Zhu lah yang berperan untuk menyelesaikannya. Ia mempunyai rahasia d tubuhnya yaitu tujuh tindik yang ada dalam tubuhnya punya memori berlainan.

Demikian tokoh idola saya yang sangat saya idolakan. Atas perhatian teman-teman semua, saya ucapkan banyak-banyak terima kasih.
Watch and read full article...

Debu Bintang

"Debu Bintang"

Daniele atau biasa dipanggil Dani adalah seorang perempuan berumur sekitar 25 tahun. Ia bekerja sebagai seorang guru Bimbingan dan Penyuluhan, salah satu pekerjaan yang didapatkannya setelah lulus kuliah psikologi. Dani lumayan senang dengan pekerjaan ini. Ia suka anak-anak, ia pun suka mengajart dan diperhatikan orang. Ia akan segera menikah dengan seorang laki-laki yang bernama Eddy. Eddy anak bungsu dari dua bersaudara. Ayahnya insyinyur yang membuka kontraktor kecil-kecilan, ibunya ibu rumah tangga dan kakaknya perempuan, sudah menikah dan punya dua orang anak. Orang tua Eddy tinggal di Bogor. Untuk mempermudah pekerjaannya, Eddy memilih berdomisili di sebuah apartemen murah di kawasan Jakarta Pusat, menyewa dari seorang temannya yang bekerja di kantor yang sama.

Dani bertemu Eddy di acara reuni Juliane, kakak Dani yang usianya empat tahun lebih tua. Eddy adik salah satu teman Juliane, Maya. Mula-mula mereka dijodoh-jodohkan oleh Maya dan Juliene, namun karena banyaknya kecocokan diantara mereka, pertemanan itupun lama-lama menjadi cinta. Ketika hubungan mereka sudah menginjak tahun kedua, dan Dani cinta berat pada Eddy, Danilah yang mengajak Eddy menikah. Rencana mereka dimulai enam bulan lalu. Dan sekarang, dua minggu menjelang pernikahan akan dilangsungkan. Tapi Eddy tampak semakin menjauh baik fisik maupun kontak batin.
Watch and read full article...

Bunga

"Bunga"

Bunga terkadang bisa membuat hidup itu menjadi indah dan bersemangat. Akan tetapi bunga juga terkadang bisa mengungkapkan perasaan seseorang atau cinta seseorang. Banyak orang yang memilih bunga, selain dari warna dan keharumannya, bunga juga bisa bermakna dari berbagai warnanya, misalnya warna merah yang bermakna keberanian, warna putih melambangkan kejujuran dan ketulusan hati, warna ungu berlambang seseorang yang masih sendiri, kuning berlambang suatu persahabatan. Warna biru berlambangkan keistimewaan atau sesuatu yang spesial, pink berlambang seseorang yang dicintai atau disayangi.
 
Saya memilih bunga karena pada suatu ketika saya melihat gambar bunga yang pernah dilukis kakak saya. Gambar bunga tersebut begitu indah. Saya suka dengan gambar bunga itu. Tanpa saya sadari ternyata saya menemukan sepucuk puisi pada bagian lukisan tersebut, yang menuliskan akan arti dari suatu bunga dan makna bunga. Saya juga ingat suatu ketika saya berkata bunga juga bisa mencerminkan suatu kelakuan seseorang. Contohnya jika seseorang menyukai bunga warna putih berarti orang itu jujur dan menyukai kejujuran dan membenci kebohongan.

Akan tetapi aku lebih suka bunga warna merah karena warna merah itu melambangkan suatu keberanian seseorang. Aku harus berani menghadapi masalah-masalahku sendiri, aku tidak boleh takut atau menjadi seorang pengecut yang takkan berani menghadapi masalah. Aku harus berani menghadapi masalah sesulit apapun, karena setiap masalah pasti akan ada jalan keluarnya. Jangan pernah merasa sebelum kita mencobanya. Kita tidak akan bisa menyelesaikan masalah jika kita tidak mau bermusyawarah.

Bunga sering kali memberikan inspirasi untukku atau memberikan semangat. Kadang aku merasa aku adalah orang yang jelek sekali, akan tetapi aku sadar seseorang pasti memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Bahkan aku pernah mendapat tugas untuk membuat cerpen, akan tetapi aku tidak bisa karena sedang banyak masalah dan akhirnya aku memetik bunga dan bunga itu memberikan inspirasi kepadaku untuk membuat suatu cerpen. Jika aku merasakan suntuk atau banyak masalah aku memetik bunga dan kurasakan keharuman bunga tersebut dan rasanya beban di hatiku hilang begitu saja. Maka dari itu aku memilih bunga untuk lukisanku.
Watch and read full article...

Blitar

"Blitar"

Blitar kutho cilik kang kawentar
Edi peni gunung kelud sing ngayomi
Blitar jaman Jepang nate gempar
Peta brontak sing dipimpin Supriyadi

Blitar nyimpen awune sang noto
Mojopahit eneng candi Penataran
Blitar nyimpen layone Bung Karno
Proklamator lan presiden kang kapisan

Ono crito jare Patih Gajah Mada
Engkang bisa nyawijike nuswantara
Ugo si Ken Arok kang kondang kaloka
Ono tlatah jowo wiwit biyen mulo
Ora mokal Blitar dadi kembang lambe

Ora mokal kabeh yen kabeh podo nyatake
Yento geni nuwuhake semangate
Yento banyu nuwuhake patriote
Watch and read full article...

Beauty and The Beast

"Beauty and The Beast"


Once upon a time, there was a beautiful girl named Beauty. She lived with her two sisters and her father in a small village. She was also a hard working girl. She always helped her father in the farm.

One day father set out for the city. He saw an old castle. He became to know who lived inside, and he went in. while he was walking around the castle, he met nobody inside. Knowing that there was none inside, he ate the food on the table and picked a rose from the garden, for Beauty. Then an angry beast appeared and wanted to kill him unless he brought Beauty to him.
After reaching his home, Beauty’s father told her the truth. Beauty loved her father very much, so she didn’t refuse what her father asked. She went to Beast castle and lived there only with the beast. Her gloomy life had begun since then. She often tried to run away but the Beast always successfully stopped her.
Watch and read full article...

Resep Panjang Umur

"Resep Panjang Umur"


Sepulang sekolah, aku dan teman-teman pulang bersama-sama seperti biasa. Kami melewati jalan lain, karena jalan yang biasa kami lewati masih diperbaiki. Tiba-tiba ada kerumunan orang banyak, kami pun segera berlari untuk melihatnya. Ternyata yang dikerumuni itu adalah seorang peramal yang membawa ramuan banyak. Kami kira ada orang kecelakaan. Dan akhirnya kami pun ikut melihat. Setelah beberapa menit, kerumunan itu segera bubar, kami pun segera pergi. Tapi, tiba-tiba peramal itu memanggil aku. “Hai, Dik, kemarilah aku akan meramalmu!” kata si peramal. Jalanku pun terhenti karena panggilannya. Lalu, aku pun mendatanginya.

“Ada apa Mbak, apa anda memanggil saya?” kataku. “Ya, kemarilah!” jawabnya. “Kamu harus hati-hati, karena sepulang sekolah sekarang kamu tidak akan selamat.” katanya. Aku pun menjawab dengan terkejut, “Emang kenapa Mbak, apa yang akan terjadi pada saya nanti?”. “Kamu akan tertabrak mobil dan meninggal!” kata si peramal. “Apa yang harus saya lakukan, agar saya tidak meninggal?

Saya masih ingin hidup Mbak.” Aku pun menjawab dengan tenang. “Aku tahu caranya, agar kamu tetap selamat.” jawab si peramal. Aku pun berbalik tanya, “Bagaimana Mbak, apakah mungkin?” peramal itu menjawab lagi “Mungkin saja, asalkan kamu mengikuti apa yang saya katakan dan jangan lupa honornya!” Aku menjawab, “Honornya berapa Mbak? tapi saya nggak punya uang, ini uang Rp. 5.000,- punya ibu saya, buat beli beras.”

“Terserah kamu, kamu masih mau hidup apa nggak? Kalau nggak mau, ya sudah!” jawab mbaknya. “Ya deh Mbak, nggak papa, yang penting aku selamat, ini Mbak.” Dan akhirnya aku diberi resep panjang umur yaitu aku pulang harus dengan berjalan miring sambil mengulurkan lidah. Aku pun mengikuti apa yang diperintahkan oleh peramal tadi. Aku pulang dengan berjalan miring dan menjulurkan lidah. Semua orang melihatku dengan heran dan juga ada yang menertawaiku. Wajahku langsung merah dan jalanku gemetaran, gara-gara aku malu.

Sesampainya di depan rumah, ibuku melihatku seperti ini dan langsung marah-marah. “Apa yang kamu lakukan, Nak? Kenapa kamu jalannya seperti itu? Malu-maluin saja! kata buku sambil marah-marah.” Belum sempat aku menjawab, ibuku bertanya lagi. “Oh ya, mana berasnya? Tadi kan sudah biu beri uang Rp. 5.000,- buat beli beras? Jangan bilang kamu telah menghilangkan uang itu, beras itu untuk jatah makan kita hari ini!” Aku pun takut menjawabnya, pasti ibu akan marah besar padaku. “Kenapa diam saja? ayo jawab!” bentak ibuku. Aku pun menjawab dengan ketakutan. “Maaf bu, uangnya aku buat beli resep panjang umur.” Ibu menjawab dengan terheran-heran “Apa maksud kamu Nak? Ibu tidak mengerti.” Aku pun menceritakan semua yang telah terjadi padaku sepulang sekolah.

Setelah mendengar ceritaku, ibuku menasehatiku, “Nak, yang mengetahui panjang pendeknya umur kita, hanyalah Tuhan Yang Maha Esa. Jadi, kamu jangan pernah percaya sama yang namanya peramal.” “Ya bu!” jawabku. Ibuku bicara lagi “Karena uang yang untuk beli beras kamu buang sia-sia, jadi untuk sekarang sampai besok kamu tidak bisa makan karena berasnya habis.” Aku pun menyesali perbuatankyu tadi dan untuk hari ini aku harus menahan lapar. Setelah itu, aku berjanji tidak akan mengulanginya lagi.
Watch and read full article...