Debu Bintang

"Debu Bintang"

Daniele atau biasa dipanggil Dani adalah seorang perempuan berumur sekitar 25 tahun. Ia bekerja sebagai seorang guru Bimbingan dan Penyuluhan, salah satu pekerjaan yang didapatkannya setelah lulus kuliah psikologi. Dani lumayan senang dengan pekerjaan ini. Ia suka anak-anak, ia pun suka mengajart dan diperhatikan orang. Ia akan segera menikah dengan seorang laki-laki yang bernama Eddy. Eddy anak bungsu dari dua bersaudara. Ayahnya insyinyur yang membuka kontraktor kecil-kecilan, ibunya ibu rumah tangga dan kakaknya perempuan, sudah menikah dan punya dua orang anak. Orang tua Eddy tinggal di Bogor. Untuk mempermudah pekerjaannya, Eddy memilih berdomisili di sebuah apartemen murah di kawasan Jakarta Pusat, menyewa dari seorang temannya yang bekerja di kantor yang sama.

Dani bertemu Eddy di acara reuni Juliane, kakak Dani yang usianya empat tahun lebih tua. Eddy adik salah satu teman Juliane, Maya. Mula-mula mereka dijodoh-jodohkan oleh Maya dan Juliene, namun karena banyaknya kecocokan diantara mereka, pertemanan itupun lama-lama menjadi cinta. Ketika hubungan mereka sudah menginjak tahun kedua, dan Dani cinta berat pada Eddy, Danilah yang mengajak Eddy menikah. Rencana mereka dimulai enam bulan lalu. Dan sekarang, dua minggu menjelang pernikahan akan dilangsungkan. Tapi Eddy tampak semakin menjauh baik fisik maupun kontak batin.

Suatu hari, Dani datang terlambat ke sekolah tapi bukan alasan karena hampir setiap hari Dani tidak pernah datang pagi, dan tidak pernah mengikuti aple pagi. Sudah berapa kali ia ditegur oleh Pak Wiryo, kepala sekolah atau sekaligus atasannya. Jika dia tertangkap basah oleh pak Wiryo, Dani pun akan menjawab jalanan macet. Pak Wiryo sampai hafal jawaban Dani itu.

Hari Rabu adalah jam mengajar Dani di kelas 3 IPS. Kelas 3 IPS adalah kelas terbandel di tahun ajaran ini. Kebetulan sekolah tempat ia mengajar adalah sekolah unggulan, jadi kebanyakan siswanya pintar-pintar dan mengambil jurusan IPA. Walaupun begitu Dani berusaha membuat jam pelajarannnya menyenangkan. Murid-murid menyukainya dan menunggu-nunggu pelajaran Ibu Danielle yang hanya satu kali dalam seminggu. Dalam mengajar dia suka memainkan sulap atau trik-trik kecil lainnya untuk menghibur murid-muridnya. Ternyata itulah yang yang disukai oleh anak didiknya. Inilah alasan pak Wiryo tidak menyukai Dani, sebab selanjutnya akan terdengar tepukan, sorakan, suara tawa, dan kegaduhan yang sumbernya selalu dari kelas tempat Dani mengajar.

Pulang sekolah, Dani berniat mengajak Emmy teman mengajar satu sekolahan dengannnya untuk makan siang di sebuah cafe. Ketika mereka sedang berada di jalan, terdengar suara gelas jatuh dari dalam cafe tersebut. Mereka melihat seorang laki-laki dan perempuan, kelihatannya mereka sedang bertengkar. Dan ternyata laki-laki itu adalah Eddy, tunangan Dani. Tapi yang menjadi pertanyaan adalah siapa perempuan itu.

Mulai saat itulah Dani mulai mencurigai Eddy, karena sudah hampir seminggu ini dia tiak pernah dihubungi oleh Eddy, bahkan kalau dia mencoba untuk menghubunginya selalu tidak ada jawaban. Akhirnya, sampailah pada saat yang ditunggu-tunggu, besok adalah hari pernikahan mereka. Tapi Eddy tak kunjung menampakkan diri. Pada saat yang bersamaan dengan pengambilan undangan dari percetakan, Dani mendapatkan SMS dari Eddy, bahwa Eddy tidak bisa menikahi dengannya dengan alasan Yanti, pacar Eddy sewaktu SMA dulu telah kembali dari Taiwan. Saat itu perasaan Dani sangat dan bagaikan di sambar petir di siang bolong. Karena acara pernikahan kurang satu hari lagi dan bagaimana caranya dia menjelaskan kepada semua orang, kepada teman-temannya, Dani pun semakin pusing dan rumit dengan masalahnya sekarang. Belum lagi pak Wiryo tadi siang telah memecatnya menjadi guru karena tingkah laku murid-muridnya. Seakan dunia telah berakhir bagi Dani.

 
Setelah dia berkonsultasi dengan kakaknya, Juliane, akhirnya kakaknya tersebut memberikan solusi kepadanya. Juliane menawarkan Dani untuk menjadi pembantu rumah tangga di sebuah perumahan elit, yang jelas itu adalah perumahan orang kaya. Bayangkan saja, gajinya tiga kali lipat dari gaji yang didapat Dani dari mengajar sebagai guru BP. Dani pun segera menerima tawaran bagus dari kakaknya itu. Pemilik rumah tersebut bernama Hanson Winata, seorang laki-laki dengan lima anaknya yang bandel-bandel dan ditinggal ibu pergi entah kemana. Mereka yaitu Bertrand, Alison, Ferdinand, Clara dan Louisa. Tapi sebelum Dani mulai bekerja di rumah tersebut, sekretaris pak Hanson menceritakan bahwa sudah ada tiga pembantu yang pernah merawat mereka berlima. Dan diantara tiga pembantu itu tidak ada yang sanggup dan betah untuk mengurus mereka. Tapi Dani pun tidak menghiraukan perkataan sekretaris itu. Yang penting dia bisa menghilangkan kepenatan yang ada di dalam hatinya.
Dia datang ke rumah pak Hanson dengan membawa Anna, anak asuhnya
yang bisu yang ia temukan sewaktu menjadi pengemis dan anjingnya Freddy yang ia beli sewaktu masih berpacaran dengan Eddy. Makanya ia memberi nama anjing itu Freddy agar mirip dengan Eddy. Hari pertama menginjakkan kaki di rumah pak Hanson, Dani hanya melihat-lihat isi ruangan dan mengagumi seluruh isi ruangan tersebut dan dia mulai diperkenalkan dengan kelima anak tersebut.

Karena kelihaian dani dalam bermain trik-trik atau sulap kecil-kecilan membuat anak-anak pak Hanson menyukainya. Dani selalu menggunakan trik-trik tersebut dan dia selalu bilang “Debu Bintang” sewaktu memainkan sulap tersebut. Sampai akhirnya anak-anak itu hafal apa yang dikatakan oleh Dani.

Selama menjadi guru privat di rumah tersebut banyak hal-hal tidak enak yang pernah diterima Dani, tapi juga banyak hal yang mengesankan. Anak tertua dari keluarg itu, Bertrand ternyata menaruh hati pada Dani. Karena sikap baik yang ditunjukkan oleh Dani selama dia bekerja di rumah tersebut, dan anak-anaknya yang menjadi penurut dan menjadi sangat sopan. Akhirnya pak Hanson Winata berniat untuk menikahi Dani. Dani pun menyetujui permintaan pak Hanson Winata. Mereka pun menjadi keluarga yang berbahagia.

blog comments powered by Disqus