Izinkan aku mencintainya

2 tahun sudah Ryan meninggalkan ku setelah kecelakaan yang telah merenggut nyawanya. Dan 2 tahun sudah ku tetap setia menemaninya didepan pusaranya yang masih jelas tertuliskan namanya, bersama janji ku yang kuucapkan ketika ku mengantarkan kepergiannya untuk selama-lamanya. Masih ingat jelas, kata-kata yang kuucapkan saat itu bahwa ku tak kan pernah mencintai laki-laki lain meskipun Ryan tak mungkin kembali lagi tapi keyakinanku tak pernah goyah bahwa disana ia juga tak kan pernah melupakan ku seperti aku yang tak akan pernah melupakannya.

Hari ini hari minggu, tak ingin ku menyia-nyiakan waktu ku, ku langsung bergegas untuk segera pergi ke pemakaman Ryan. Sesampainya disana, tak kuasa kuasa membendung air mata ini yang ingin keluar seolah-olah mengetahui bahwa ku amat sangat kangen dengannya. “Hai Ryan…apa kabarmu disana?” hanya itu kata-kata yang mampu kuucapkan untuknya. Tak ku sangka tiba-tiba datang sesosok laki-laki yang kemudian memberikan sapu tangannya kepada ku sambil berkata “Begitu cintakah engkau padanya hingga kau buang air matamu dengan percuma?”. Tersontak ku kaget akan kedatangannya kemudian ku langsung pergi meninggalkannya karena saat ini ku tak ingin berurusan dengan laki-laki. Siapa pun itu!!!
Sehari kemudian, ku pergi kesekolah. Setibanya disana ku melihat suasana yang tak biasanya terjadi. Langsung ku pergi menemui teman-teman ku yang juga tak seperti biasanya. Ternyata setelah ku bertanya kepada mereka ku baru tahu kalau hari ini ada murid baru pindahan dari luar negri yang pindah kesekolah ku dan kata teman-teman bahwa dia adalah laki-laki yang sangat ganteng dan itulah yang membuat sekolahan ini begitu sangat berbeda pada hari ini. Ku berharap semoga laki-laki itu tidak sekelas dengan ku karena itu hanya akan membuat ku muak untuk melihatnya.

15 menit kemudian bel berbunyi. Aku dan teman-temanku segera bergegas masuk kekelas. Tidak lama kemudian guruku dating dengan seorang cowok yang mungkin itulah murid baru yang membuat gempar sekolahan hari ini. Ternyata dugaan ku benar dan ternyata dia adalah cowok yang memberi sapu tangannya kepada ku saat di pemakaman Ryan kemarin. Setelah memperkenalkan diri, guruku menyuruhnya untuk duduk disebelah ku. Sebenarnya ku menolak keras perintah guruku itu namun itu sudah jadi perintah yang harus ku patuhi. Kemudian ia segera bergegas menuju tempat duduknya. Setelah itu ia menjabatkan tangannya sambil berkata “Hai…masih ingat kan ma aku, nama ku Dany kalau kamu siapa?”. Namun jabatan tangannya tak ku balas karena ku begitu malas untuk menanggapi pertanyaan nya itu. Bahkan sampai hari-hari berikutnya ku masih tak memperdulikannya.

Hingga, suatu hari ku terpaksa berbicara padanya karena ku harus mengerjakan tugas kelompok bersamanya. Mungkin, itulah awal hubungan kami yang lama kelamaan membuat kami semakin akrab. Hungga keakraban itu berubah menjadi rasa cinta. Tapi ku harus membuang rasa ini, Karena ku tlah memiliki Ryan, laki-laki yang bertahun-tahun ada di hatiku.
Hingga, suatu hari, Dany mengatakan suatu hal kepadaku yang tak ku kira sama sekali. Ia mengatakan bahwa sejak pertemuan pertama kami dimakam ia mulai jatuh hati kepadaku. Dan ia ingin menjadi lebih dari seorang sahabat. Aku diam seribu bahasa, karena tak ada satu katapun yang mampu ku keluarkan. Namun Dany tau bahwa ku tak mungkin membalas cintanya karna ia tahu didalam hatiku hanya ada Ryan seorang dan ia pun bersedia menungguku sampai kapan pun.

Hari pun terus berganti hingga hari kelulusan kami tlah tiba. Dan saat pesta perpisahan, Dany berpamitan kepada ku, ia berkata bahwa ia akan kembali ke luar negri untuk meneruskan kuliah disana. Sesungguhnya, hati ku begitu sedih ketika Dany mengucapkan kata perpisahan itu.
5 hari telah berlalu, dan hari ini saatnya Dany berangkat keluar negri. Sebenarnya Dany menginginkan ku untuk mengantarkannya ke Bandara namun aku malah pergi ke pemakaman Ryan. Aku tak tau apa yang ku rasakan, tapi ketika tau Dany akan pergi rasa ini sama seperti ketika ku ditinggal oleh Ryan. Akhirnya hati ku terbuka, ku tak ingin cintaku pergi untuk kedua kalinya. Dan akupun meminta izin kepada Ryan, apabila bunga berguguran maka Ryan mengizinkan ku untuk mencintai Dany dan seandainya bunga-bunga dipemakaman ini tidak berguguran maka Ryan tak mengizinkan ku untuk mencintai Dany.

Dan yang terjadi, bunga-bunga berguguran dari pohonnya. Itu berarti Ryan mengizinkan ku untuk mencintai Dany. Tak ingin ku membuang waktu, ku langsung pergi menuju Bandara. Setibanya di Bandara, ternyata pesawat yang ditumpanginya telah berangkat. Betapa sedih hatiku karena saat kepergian Dany ku tak dapat mengutarakan perasaanku kepadanya.

Ternyata, meskipun pesawat yang di tumpangi Dany berangkat namun Dany tak jadi berangkat. Dany yakin bahwa aku pasti akan mendatanginya meskipun hanya kata perpisahan yang ku ucapkan untuknya. Dan keyakinan Dany pun benar, aku pun dating dan tak ingin ku membuang waktu akupun langsung mengatakan kepadanya bahwa akupun juga mencintainya. Dan akhirnya kami pun bersatu, dan semua ini karena Ryan. Terima kasih Ryan karena kau mengizinkan ku mencintainya.

blog comments powered by Disqus